Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa hospitalisasi menjadi saat yang memberikan perasaan tidak nyaman bagianak yang dapat mengakibatkan kecemasan. Hasil studi pendahuluan pada Ruang Anak RS X ditemukan 6 pasienkategori toddler-prasekolah menunjukkan reaksi cemas ketika akan dilakukan tindakan keperawatan, sedangkan4 pasien sebaliknya. Peran perawat dalam hal ini adalah mendukung perilaku koping anak, menstimulasiperkembangannya, dan mengurangi ketidaknyamanan, salah satu caranya dengan terapi mendongeng. Tujuanpenelitian untuk mengetahui pengaruh terapi mendongeng terhadap tingkat kecemasan anak usia toddlerdan prasekolah selama tindakan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desaineksperimen semu ini menggunakan pendekatan posttest design with a comparison group. Variabel yang digunakanadalah terapi mendongeng dan tingkat kecemasan. Sampel penelitian menggunakan teknik quota purposivesampling, yaitu 15 sampel untuk tiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan mean skor kecemasan toddler4.40, sedangkan prasekolah 1.80, artinya skor kecemasan prasekolah lebih rendah dibandingkan toddler setelahterapi mendongeng. Simpulan penelitian menunjukkan terdapat perbedaan skor kecemasan pada usia toddlerdan prasekolah setelah pemberian terapi mendongeng. Namun, terapi lebih efektif diberikan kepada prasekolah.